Photo by The Dancing Rain on Unsplash

Kalimat alhamdulillah adalah ucapan pengagungan dan pujian pada Allah, Tuhan seluruh alam. Kalimat ini juga sebagai bentuk syukur kita, hamba yang lemah dan tak memiliki daya upaya, karena Dia-lah satu-satunya yang memberikan limpahan nikmat dan kemudahan. Kalimat alhamdulillah yang paling kita kenal di dalam surah adalah ayat dalam surah Al-Fatihah karena membaca surah ini masuk ke dalam rukun salat. Namun, tahukah kalian bahwa selain surah Al-Fatihah, ada juga surah lain yang diawali dengan ayat alhamdulillah?

Materi ini saya tulis ulang dari catatan di Facebook tepat empat tahun yang lalu, berupa ringkasan kajian Al-Qur'an dengan Ustaz Nur Ihsan Jundullah, Lc. sebagai pematerinya. Hal menarik yang juga sebagai alasan saya mengangkat kembali materi ini adalah adanya penyandingan kalimat alhamdulillah sebagai pembuka surah Al-Qur'an dengan kalimat setelahnya. 

 

Makna Alhamdulillah 

Abu Ja'far Ibnu Jarir dalam Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa makna alhamdulillah adalah "segala syukur hanyalah dipersembahkan kepada Allah semata, bukan kepada apa yang disembah selain-Nya dan bukan kepada semua apa yang diciptakan-Nya, sebagai imbalan dari apa yang telah Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya berupa segala nikmat yang tak terhitung jumlahnya".  Selain itu, ucapan alhamdulillah juga merupakan ucapan syukur, yaitu sanjungan yang ditujukan kepada Zat yang telah berbuat baik sebagai imbalan atau bentuk terima kasih atas kebaikan yang diberikan-Nya.


Surah yang Diawali dengan Alhamdulillah

Ada empat surah yang disebutkan oleh Ustaz Nur Ihsan, yang diawali oleh ayat alhamdulillah. Kita lihat ayat berikut artinya, yuk!


Surah Al-Fatihah

Meski ayat pertama surah Al-Fatihah adalah ayat bismillahirrahmanirrahim, ayat الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ yang merupakan ayat kedua juga masih dikatakan sebagai pembuka surah. Arti dari alhamdulillahirabbil 'alamin adalah "segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam". 


Surah Al-An'am

Surah Al-An'am diawali dengan ayat:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ۖ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ

yang artinya, "segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang. Namun, orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu".


Surah Fatir

Surah Fatir diawali dengan ayat:

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۚ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

yang artinya, "segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, atau empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu". 


Surah Al-Kahfi

Surah Al-Kahfi diawali dengan ayat:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا

yang artinya, "segala puji bagi Allah yang telah menurunkan hamba-Nya Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya". 

Photo by The Dancing Rain on Unsplash

Mari kita amati, dari empat surah yang diawali dengan alhamdulillah, ada tiga surah yang kalimatnya (masih dalam satu ayat) dilanjutkan dengan penciptaan alam semesta. Kalimat pujian ini disandingkan dengan bentuk pengagungan Allah dalam penciptaan-Nya, yakni alam semesta. Misalnya, surah Al-Fatihah dengan kalimat Tuhan seluruh alam; surah Al-An'am dengan kalimat yang telah menciptakan langit dan bumi; dan surah Fatir dengan kalimat Pencipta langit dan bumi

Namun, di satu surah yang lain, penyandingan kalimat pujian pada Allah tak lagi disandingkan dengan alam semesta, melainkan dengan Al-Qur'an. Hal tersebut dapat kita lihat dalam Surah Al-Kahfi, yakni yang telah menurunkan hamba-Nya Al-Kitab (Al-Qur'an).

Masya Allah, betapa sungguh kemuliaan Al-Qur'an dalam pengagungan-Nya disebutkan di dalam Al-Qur'an sendiri, setara dengan alam semesta yang disebutkan sebanyak tiga kali. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an bukan hanya sebuah kitab untuk dibaca, melainkan juga sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia, mukjizat, cahaya, yang penuh keberkahan dan kemuliaan. Kemuliaan Al-Qur'an yang lain juga dapat kita lihat dari keberadaannya. Al-Qur'an diturunkan di bulan Ramadan, disampaikan oleh malaikat Jibril kepada utusan Allah, yakni Nabi Muhammad di Kota Makkah dan Madinah. Bukankah segala hal yang berkaitan dengan Al-Qur'an menjadi agung dan mulia?

Dari hal tersebut, kita dapat mengambil sebuah rumus istimewa, bahwa Al-Qur'an menjadi penyebab sesuatu itu istimewa.

Malam diturunkan = istimewa
Bulan diturunkan = istimewa
Pembawa/penyampai wahyu = istimewa
Penerima wahyu = istimewa
Tempat wahyu diturunkan = istimewa

Hal yang lebih spesial, kedudukan istimewa tersebut juga bisa diraih oleh semua hal yang berkaitan dengan Al-Qur'an, termasuk kita! Rahasianya adalah, jangan pernah jauh-jauh dari Al-Qur'an. Bagaimana caranya? Tips dan trik untuk selalu dekat dengan Al-Qur'an telah saya tulis sebelumnya, yang bisa dibaca di artikel ini ya: Obat Rindu Al-Qur'an; Tips dan Trik untuk Selalu Dekat dengan Al-Qur'an.




Related Posts