Ilustrasi: bersihkan usus kotor (Gambar oleh OpenClipart-Vectors dari Pixabay) 

Sebagai orang yang punya riwayat sakit maag, saya biasanya jadi lebih banyak memperhatikan lambung. Meski masih lalai, hal-hal mendasar sudah punya warning sendiri, misalnya tidak sembarang minum kopi dan minuman manis. Biasanya, kalau aturan mendasar tersebut saya langgar, perut saya bisa tiba-tiba seueul mendadak atau semacam lapar yang disertai dengan nyeri. Saya juga coba membatasi makan makanan yang pedas, meski sekarang-sekarang rasanya lebih sering tergoda.

Sayangnya, perhatian saya terhadap lambung (yang belum efektif ini) masih jarang menimbulkan perhatian pada organ tubuh yang lain. Namun, semenjak nikah, saya baru menyadari kalau saya adalah orang yang malees banget minum air putih. Saya sering diceramahi dan diingatkan untuk banyak minum oleh suami. Suami sering geleng-geleng kepala karena saya masih sering lupa minum sesuai target harian. Dia juga berkali-kali mengingatkan, "Ngga apa-apa kalau bolak-balik kamar mandi karena beser juga. Bagus itu."

Dari yang sebelumnya saya tidak terlalu aware dengan banyak minum air putih, sekarang perlahan saya coba atasi kemalesan saya dengan beberapa usaha. Misalnya, mengunduh aplikasi pengingat minum dan membeli gelas besar. Sebenarnya, saya agak pemilih dengan air minum, termasuk air galon. Beberapa air bagi saya ada yang rasanya aneh, kurang segar hingga sedikit pahit. Mau beli air kemasan, dompet bisa ikutan jebol. Nah, kebetulan, saat sedang membeli gelas, saya tertarik dengan gelas besar seperti jar karena lucu dan akhirnya saya putuskan beli. Selain bisa menampung lebih banyak air yang otomatis bisa saya minum lebih banyak sekali duduk, gelas itu rupanya dapat membuat air galon terasa lebih segar. Saya kurang paham apakah ini efek gelas atau sugesti. Yang penting, pemilihan gelas cukup membantu saya. 

Ilustrasi: perlunya banyak minum air putih (Photo by GLOBENCER on Unsplash)

Masalah males minum dapat dibilang beres, meski masih belajar terus konsisten. Namun, muncul pula masalah lain yang sebenarnya sudah agak lama saya rasakan, tapi baru saya sadari sekarang-sekarang. Perut saya lebih sering kembung, sulit buang air tapi sering buang gas, badan pegal-pegal dan nyeri, juga sering lelah padahal kerjaan di rumah gitu-gitu aja. Saat suami mendengar keluhan ini, dia terus mengingatkan saya untuk tidak kurang minum. Selain itu, dia juga jadi rem bagi saya saat saya mulai kalap mengonsumsi makanan instan terutama mie, makanan yang mengandung gluten seperti makanan dari tepung-tepungan, jajan makanan yang aneh-aneh, dan lain-lain. Usut punya usut, usus saya ada kemungkinan kotor. 

Gejala-gejala yang saya alami ini sebenarnya sudah jadi warning bagi tubuh, untungnya saya mulai sadar. Padahal, 60-80% sistem imun tubuh terletak pada usus dan jika terjadi masalah di sana, bisa berkaitan dengan masalah ketidakseimbangan hormon. Aduh, na'udzubillah. Karena saya sudah menemukan salah satu sumber utamanya, saya coba cari cara mengatasinya dengan memulai dari hal-hal yang mudah. 


Ubah Kebiasaan

Hal pertama yang wajib diubah adalah kebiasaan atau pola makan. Selama ini, saya masih sering makan sembarangan dan makan 'kotor' atau tidak sehat. Jadi, saya coba mengubah kebiasaan tersebut dengan sedikit demi sedikit mengurangi konsumsi makanan 'kotor' (yang telah saya sebutkan sebelumnya). Berlebihan mengonsumsi daging merah atau makanan yang digoreng juga ternyata memicu usus menjadi kotor. Selain itu, berusaha memperbanyak mengonsumsi makanan kaya serat untuk pencernaan, misalnya buah dan sayur. Mengonsumsi minuman probiotik dan prebiotik juga bisa membantu mengembalikan lingkungan usus dengan bakteri baik, misalnya dengan minum yoghurt atau kefir. Sebenarnya mudah dan tak memerlukan obat khusus, ya. Kalau tubuh sudah normal dan sehat, racun di tubuh juga bahkan dibantu dikeluarkan dengan baik oleh organ hati dan organ ginjal.

Selain mengubah kebiasaan pola makan, ubah pula kebiasaan males olahraga ehehe. Saya sempat rajin dan semangat berolahraga badminton di halaman rumah dengan suami tiap pagi, sayangnya lama-kelamaan jadi bosen dan males. Selanjutnya, saya coba ganti dengan membiasakan olahraga senam yang saya ikuti di YouTube, sayangnya juga masih sering bolong-bolong. Padahal, olahraga dapat meningkatkan aliran darah ke otot di sistem pencernaan. Tentu saja ini akan berfungsi baik karena otot sistem pencernaan dapat bekerja lebih cepat dan efektif dalam menggerakkan makanan di saluran pencernaan. 

Ilustrasi: rempah-rempah (Gambar oleh Mareefe dari Pixabay)

Ada juga usaha menarik dalam membersihkan usus ala Dr. Zaidul Akbar, yaitu dengan mengonsumsi rempah-rempah. Rempah-rempah tersebut adalah jahe, kunyit, kencur, gula aren, kapulaga, dan kayu manis. Caranya adalah jahe, kunyit, kencur, dipanggang, setelah itu digeprek. Masak dengan air. Jika sudah dimasak, air hasil rebusan rempah tersebut dipindahkan ke dalam gelas. Lalu, masukkan gula aren, kapulaga, dan kayu manis ke dalam gelas.

Ternyata, selain dari gejala yang saya rasakan, ada juga loh tanda usus kotor yang lain. Misalnya, diare, cemas berlebih, mudah marah atau mudah berubah mood, penyakit autoimun, masalah kulit (seperti eksim), diabetes, dan bau mulut. Yuk lebih peka dan ramah dengan diri sendiri! Semoga sehat selalu yaa.    

  

     

Related Posts