buku Membuat Anak Gila Membaca |
Bagi yang senang membaca buku-buku parenting islami, mungkin
tak asing dengan nama Mohammad Fauzil Adhim. Saya sendiri mulai jatuh cinta
dengan tulisan-tulisan beliau saat membaca buku Segenggam Iman Anak Kita dan
Saat Berharga untuk Anak Kita. Dua buku ini tak sekadar berisi tips dari
a sampai z, melainkan penulis banyak mengajak pembacanya untuk merenung dan
merefleksi diri. Setelah puas membaca dua buku tersebut, saya tertarik dengan
satu judul ‘nyentrik’ yang dipilih oleh penulis, yakni buku Membuat Anak
Gila Membaca.
Pilihan judul Membuat Anak Gila Membaca rasanya
begitu ‘vulgar’ dan to the point, tetapi juga menjadi idaman bagi
sebagian para orang tua terhadap anak-anaknya. Anak diharapkan tidak hanya sekadar
suka dan senang membaca, melainkan juga gila dalam membaca. Sebagian dari kita
tentu sudah paham alasan kuat seseorang perlu banyak membaca. Bahkan, bagi
seorang Muslim, wahyu pertama yang turun adalah perintah membaca, yang tentu
menyimpan berjuta hikmah di baliknya. Pokoknya, kalau tentang manfaat seseorang
gemar membaca buku, semua sudah khatam, ya..
Mungkin bagi segelintir orang, saat membaca judul buku
tersebut, mereka berpikir bahwa penulis cukup ‘kejam’ memaksakan anak untuk mau
membaca buku hingga tergila-gila. Padahal, penulis buku sendiri mencantumkan
pesan di halaman sampul depannya, “Menjadikan anak-anak cinta, ketagihan,
dan gila membaca sejak usia dini adalah hal yang baik. Namun, menumbuhkan minat
yang kuat pada anak-anak untuk membaca jauh lebih penting.” Poin penting
yang disampaikan oleh penulis dalam bukunya bukanlah how to, melainkan big
why. Sisi lebihnya pula, Fauzil Adhim menulis dari perspektif Islam.
Daftar Isi Buku Membuat Anak Gila Membaca
Buku ini terdiri atas tiga bagian, yakni Memberi
Pengalaman Membaca, Menciptakan Kondisi Baik, dan Dunia Anak
Adalah Dunia Bermain.
Pada bagian satu terdapat judul yang tiap-tiap judul
tersebut mengandung subjudul, di antaranya adalah Kenalkan Membaca Sejak
Bayi, Menggairahkan Anak Membaca Sejak Usia Dua Tahun, dan Mengajari
Membaca Tak Harus Mahal.
Pada bagian dua, terdapat judul Berikan Contoh kepada
Anak, Sesuaikan Bacaan dengan Anak, Saat Membaca Saat Menyenangkan, Biarlah
Anak Tahu Bahwa Anda Membanggakannya, Biarlah Anak Mempunyai Pendapat yang Berbeda,
Konsisten terhadap Keputusan, Anak pun Memiliki Harga Diri, Anak Memerlukan
Keyakinan yang Kuat, Menunjukkan Manfaat Membaca kepada Anak, Kehangatan Emosi
saat Membaca, Secangkir Susu sebelum Subuh, Ruang Baca yang Baik, dan Jika
Anak Malas Membaca.
Sementara itu, pada bagian tiga, terdapat judul Agar Kegiatan Pramembaca seperti Bermain. Buku ini ditutup dengan bagian penutup (Saatnya Kita Memulai) dan cerpen (Malaikat Menyambutnya).
Kandungan Isi Buku Membuat Anak Gila Membaca
Buku ini sesungguhnya tidak menyuruh orang tua untuk memaksa anak mampu cepat membaca dengan mengetahui huruf abjad sebelum masuk sekolah Taman kanak-Kanak, meski di salah satu bagian buku terdapat tulisan tentang cara merangsang anak agar mampu mengenal huruf lebih awal. Dalam hal ini, penulis memberi langkah dan tips sesuai dengan kondisi dan usia anak, juga sesuai hasil penelitian terkini. Mengenalkan huruf lebih awal saat anak berusia dini pun bertujuan untuk merangsang anak minat membaca, bukan semata agar sang anak pintar mengungguli temannya atau ingin diterima dengan mudah di Sekolah Dasar.
Agar anak mempunyai minat yang kuat dengan buku dan aktivitas
membaca, sejak dini, anak tentu harus dikenalkan dengan buku-buku dan aktivitas
membaca. Tapi, sejak kapan, ya? Di dalam buku, penulis menganjurkan kepada para
orang tua untuk mengenalkan dua hal tersebut sejak sang anak masih bayi. Bahkan,
aktivitas membaca sang ibu yang secara tidak langsung menghasilkan komunikasi ibu-anak,
bisa dilakukan saat sang anak masih dalam kandungan. Pembiasaan pengenalan
aktivitas membaca ini, jika dilakukan secara konsisten, lama-lama akan menjadi
sebuah kebutuhan dengan sendirinya.
Hal paling penting yang menjadi highlight dalam buku
ini—selain alasan mengapa harus membaca dan cara agar anak memiliki minat dalam
membaca—adalah perlunya orang tua untuk gemar membaca. Kebiasaan orang tua, baik
ataupun buruk biasanya secara tak langsung ditiru oleh perekam andal, yakni
anaknya sendiri. Oleh karena itu, membangun budaya membaca penting dilakukan di
dalam satu keluarga karena hal itu akan berpengaruh dengan jalannya proses
mengenali anak pada aktivitas membaca.
Review Buku Membuat Anak Gila Membaca
Bagi orang yang sudah khatam membaca tulisan Fauzil Adhim,
pasti sudah familiar dengan gaya tulisan beliau. Hal yang membuat saya senang
saat membaca buku ini adalah banyaknya reminder dan bahasan islami yang
berkolerasi dengan membaca dan menuntut ilmu. Beliau juga banyak menyisipkan
dalil sahih dan beraga hikmah yang bukan hanya menambah wawasan pembaca,
melainkan juga membuat segar jiwa. Meski tentu saja, khusus untuk buku ini,
menurut saya, isinya dominan dengan materi—hasil penelitian, tips dan trik, hingga
solusi. Berbeda dengan dua buku yang sebelumnya saya baca, yang lebih mengajak
pembaca untuk merefleksi diri.
Buku Membuat Anak Gila Membaca saya beli pada tahun
2018. Saat itu, sedikit bagian sempat saya baca. Namun, sempat terabaikan
karena menuju semester akhir, skripsian, kerja, nikah. Sebenarnya, kalimat
barusan hanya alasan aja sih hehe. Waktu pertama kali saya membaca buku ini,
saya sempat jenuh, mungkin karena isinya kebanyakan berupa teori-teori. Akhirnya sempat saya
simpan agak lama dan terlupakan. Padahal, setelah saya ingat kalau buku ini
belum dibaca, lalu saya kembali meneruskan bacaan saya, isinya begitu penuh
daging dan tak sebosan yang saya pikirkan sebelumnya. Tulisannya pun tidak full
teori.
Buku yang saya baca ini adalah cetakan tahun 2015. Saya
tidak terlalu update apakah ada cetakan terbaru dari buku ini ataukah
tidak. Namun, saat saya baca pada tahun 2018 dan berlanjut di tahun 2021, ada beberapa
bagian yang rasanya sudah tidak lagi relevan dengan masa kini, salah satunya
tentang menonton televisi dan rekomendasi buku anak (zaman dulu). Tentu akan
lebih sempurna jika dicetak ulang dengan revisi terbaru yang disesuaikan dengan
zaman, mengingat perkembangan teknologi dan tren di kalangan semua usia cepat
sekali berubah.
Apakah buku ini hanya ditujukan untuk para orang tua? Bagi
saya, tidak. Ada banyak pengetahuan yang bisa diambil dan diamalkan, tidak
hanya untuk anak sendiri. Dulu, tujuan saya membeli buku ini adalah saya ingin
memperbaiki budaya membaca saya agar kelak tidak sulit diturunkan kepada anak.
Buku ini juga cocok dibaca untuk para guru, tante yang punya ponakan, atau seseorang
yang punya anak asuh, bahkan mengasuh dirinya sendiri hehe. Namun, yang lebih utama,
karena judulnya Membuat Anak Gila Membaca, buku ini bisa jadi rekomendasi
buku parenting agar anak semangat, gemar, dan gila membaca. Buku yang berisi banyak
panduan dan solusi ini diharapkan tidak hanya membara saat usia dini, melainkan
tak pernah padam hingga usianya dewasa. Buku parenting yang cocok untuk anak semua
umur, baik saat anak masih bayi hingga ia tumbuh besar.
Tertarik untuk membaca buku ini? Jangan lupa budayakan membaca
buku dalam keluarga dimulai saat ini, yaa.
Beli buku Membuat Anak Gila Membaca di sini:
17 Comments
Saya setuju sama poin memberi contoh. Soalnya gimana-gimana, anak adalah peniru ulung. Pertanyaannya yang ditiru siapa dan apa yang ditiru?
ReplyDeleteTeman saya yang gila sama buku, anak-anaknya doyan baca semua.
Monkey see, monkey do. Seperti itu kira-kira mbak.
Bener kak. Mila sendiri juga sangat salut sama ustadz Mohammad Fauzil Adhim. Pernah menyimak juga di agenda virtualnya. Kebetulan waktu itu sekolah kami mengadakan webinar parenting dan pematerinya beliau. Buku Segenggam Iman Anak Kita ini juga bangus banget. Bekal untuk orang tua dan calon orang tua.
ReplyDeleteKeren sih, bisa bahan pertimbangan buat bacaan selanjutnya
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMakasih mbak, meski saya belum nikah, bisa jadi referensi untuk bacaan saya selanjutnya hahaha. Anak memang akan mengikuti apa yang dicontohkan orangtuanya, jadi sebagai orangtua harus mencontohkan yg baik-baik yaa mbak
ReplyDeleteGak tau ya sekarang ini kok polanya beda banget dengan masa kecil saya dulu. Apakah karena semua akses mudah yang terjadi saat ini sehingga anak sangat minim ingin tahu melalui bacaan.
ReplyDeleteDirumah itu sudah banyak sekali buku-buku bacaan, buku koleksi saya sejak sekolah dulu. Mulai dari komik, horor, humor dan bacaan ringan lainnya yg menurut saya sih menyenang untuk dibaca.
Anak-anak saat ini lebih memilih melihat daripada membaca :(
agar anak gila membaca, langkah pertama yang harus dilakukan adalah kamu harus menikah terlebih dahulu,dan mempunyai anak. ehehe..
ReplyDeleteTapi memang benar, agar anak membaca, maka kita sebagai orang tua atau calon orang tua, harus memancing mereka tentang manfaat baik dari membaca. Dan sebisa mungkin kita mencontohkan.
Buku Mohammad Fauzil Adhim ini rekomended banget memang, apalagi untuk para orang tua seperti saya yang anak-anaknya sedang dalam masa tumbuh dan berkembang.
ReplyDeleteMengenalkan bacaan sampai mereka menyukainya memang PR banget, tapi akan menjadi modal untuk mereka agar tumbuh dengan kecintaan pada literasi di masa-masa selanjutnya
Bener nih, beda zaman beda referensi bacaan ya. Menanamkan budaya membaca sangat penting di era sekarang. Sepertinya penting di era mana saja sih ya, hehe. Gimana mulainya ya dari diri sendiri sehingga akan nurun ke anak, apalagi orang tua adalah seseorang yang jadi panutan anak. Apa yang anak lihat dan tahu dari orang tuanya ya itu yang mereka ambil dan tiru. Begitu mungkin ya kira-kira.
ReplyDeleteIjin simpan dan share kak artikelnya meskipun belum nikah dan belum punya anak wkwkwk,, bisa jadi bacaan aku kedepanya nihh,,
ReplyDeleteWah saya baru tahu buku ustadz Fauzil Adhim yang ini kak.
ReplyDeleteSaya dah khatam Segenggam Iman Anak Kita dan Saat Berharga untuk Anak. Wah kudu baca buku yang satu ini nih mumpung anak belum berusia dua tahun.
Suka dengan gaya penyampaian ustadz yang lugas dan tegas.
Bukunya menggoda buat dibaca.. hehehe..
ReplyDeleteMemang anak bisa meniru apa yang dilakukan orang tuanya kak. Contohnya bisa dilihat dari anak sendiri. Kita sebagai orang tua mulai membiasakan anak membaca agar mereka juga ikut memiliki kebiasaan membaca.. 😊👍🤗
Wajib banget malah bikin anak jadi gila baca dari kecil. Rasa keingintahuannya jadi besar. Nggak kagok juga ntar kalo udah besar banyak hal-hal yang sebenarnya udah mereka tau dari kecil
ReplyDeletecocok untuk para orang tua yang ingin anaknya jadi rajin baca, terima kasih info dan reviewnya mbak...
ReplyDeleteAduh jadi tertampar abis baca reviewnya, buku yang ada di rak belum khatam semua dibaca. Masih masuk reading list yang entah kapan dibaca hehe. Menarik banget ulasannya mbak ikfi..related jg untukku yang ingin membaca buku yang bernafaskan islami jazakillah khayr
ReplyDeleteSaya jadi teringat dengan salah satu penulis tanah air, beliau selalu membacakan buku untuk anaknya sejak bayi meskipun anaknya tidak paham. Lama-lama terbiasa. Sekarang anaknya jadi gila baca. Sepertinya sama dengan yang disampaikan di buku ini ya
ReplyDeleteAsyikk nih kayaknya bukunya. Aku sendiri juga seneng banget baca, sampai gatel pengen review bukunyaa. tapi selalu kebentur sana sini soal review. baca mah teruss. Asyik jg kalau anak punya hobi yang sama
ReplyDelete