Tips puasa saat pandemi (Getty Image Pro on Canva)

Beberapa waktu lalu, informasi kelonggaran kegiatan dan kemudahan transportasi publik mulai diberlakukan. Tentu saja ini menjadi angin segar bagi masyarakat karena aktivitas publik perlahan mulai kembali (agak) normal. Akses transportasi semakin mudah, terutama bagi yang telah melakukan vaksinasi dua dan booster. Aktivitas di ruang publik pun jauh semakin ramai. Bahkan, tarawih berjamaah di bulan Ramadan sudah boleh digelar dengan merapatkan shaf.

Meski begitu, kemudahan-kemudahan ini tidak serta-merta membuat kita lalai dan menyepelekan. Di saat pemerintah mulai memberikan kelonggaran, tidak sedikit teman-teman yang justru diuji positif covid. Bulan lalu bahkan kabar sakit keluarga dan kerabat saling bersahutan, mulai dari flu, batuk hingga demam. Hal ini tentu menjadi bentuk kesiagaan kita untuk tidak boleh lengah dalam menjaga kesehatan karena penyakit bisa datang dari mana saja.

Di masa pandemi era new normal ini, melaksanakan puasa memerlukan strategi khusus agar ibadah berjalan lancar dan khusyuk. Menjaga badan tetap sehat dan imunitas tubuh tetap baik juga membantu kita untuk terhindar dari segala macam penyakit, termasuk covid. Agar segalanya berjalan dengan baik dan kita bisa mendapatkan hasil yang baik pula selama bulan Ramadan, ada beberapa tips yang bisa dilakukan.


Tidak Tidur setelah Sahur

Godaan untuk tidur setelah sahur ini memang sangat kuat terasa, apalagi bagi yang tidak ikut kegiatan setelah subuh (tadarusan bareng atau mendengar kuliah subuh di masjid). Rasanya, kantuk selalu datang di saat perut telah kenyang. Setan pun ikut bergelantungan di kelopak mata, menggoda kita untuk segera beranjak tidur. Sayangnya, kebiasaan ini sangat tidak dianjurkan. Tidur setelah makan akan berdampak buruk pada kesehatan lambung. Kamu juga tentu pernah merasakan haus dan lemas setelah bangun tidur di pagi hari, kan? Bangun tidur dalam kondisi seperti ini sedikit-banyak akan mengganggu puasa kita. Biasanya, gairah untuk melanjutkan aktivitas seharian pun akan berkurang. Selain itu, kita berpotensi tidak mendapatkan keberkahan pagi. Rugi banget, kan?

“Ya Allah berkahilah untuk umatku waktu pagi mereka.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah)

 

Berjemur Diri di Pagi Hari

Semenjak Indonesia dilanda pandemi, aktivitas moyan atau berjemur diri menjadi suatu topik yang hangat direkomendasikan. Pilihlah waktu berjemur saat udara masih cukup segar dihirup dan sinar matahari masih aman untuk kesehatan kulit, yakni sekira pukul 7 hingga 9 pagi. Lakukan pula peregangan untuk melemaskan otot-otot yang kaku. Dengan melakukan hal ini, badan pun akan terasa lebih segar. Sinar matahari pagi membantu produksi vitamin D secara alami pada tubuh. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan di antaranya dapat meningkatkan kualitas tidur, menjaga kesehatan tubuh, mencegah gangguan pada tulang, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko depresi.


Tetap Berhati-Hati saat di Luar Rumah

Meski sudah banyak kelonggaran yang diberikan, penggunaan masker dan handsanitizer tetap disarankan untuk digunakan. Bentuk kehati-hatian ini sesungguhnya sebagai ikhtiar kita untuk menjaga diri dengan baik. Niatkan pula sebagai usaha dengan harapan agar ibadah puasa dapat berjalan lancar. Hal ini mengingat, saat bulan Ramadan, frekuensi berada di tempat publik biasanya semakin sering, seperti pergi belanja ke pasar untuk hidangan sahur dan berbuka, mencari santapan berbuka sekaligus ngabuburit, salat tarawih berjamaah di masjid, ikut kegiatan-kegiatan Ramadan, kumpul bersama dalam acara bukber, atau pergi berbelanja mencari baju lebaran. Bahkan, di tanggal-tanggal tertentu, tempat-tempat tertentu biasanya akan dikunjungi oleh masyarakat secara membludak.


Selektif Memilih Santapan Sahur dan Berbuka

Seperti yang telah disinggung pada artikel 4 Hal yang Harus Diperhatikan pada Hari Pertama Puasa, memilih santapan berbuka dan sahur menjadi sesuatu hal yang wajib diperhatikan. Misalnya, cukupi kebutuhan cairanmu dengan minum air putih dengan rata-rata 1,5 liter sehari. Untuk minum air putih di bulan Ramadan, bisa dijadwalkan dengan 1 gelas setelah bangun sahur, 1 gelas sebelum makan sahur, 1 gelas setelah makan sahur, 1 gelas saat berbuka puasa, 1 gelas sebelum makan santapan berbuka, 1 gelas setelah makan, 1 gelas setelah isya/tarawih, dan 1 gelas sebelum tidur. Hindari minum teh dan kopi saat sahur karena terdapat kandungan kafein yang bisa menimbulkan efek diuretik. Efek diuretik ini mengakibatkan kita lebih sering kencing dan berpotensi dehidrasi saat puasa. Selain itu, usahakan berbuka puasa dengan air putih terlebih dahulu, jangan berbuka langsung dengan minuman yang manis atau dingin.

Buah-buahan dan sayuran diperlukan sebagai pemenuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh karena kaya vitamin, mineral, dan serat pangan. Zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat menangkal senyawa hasil oksidasi dan radikal bebas. Buah dan sayur yang mengandung banyak serat juga dapat membantumu lebih lama kenyang saat puasa. Selain buah-buahan dan sayuran, makanan tinggi protein juga diperlukan oleh tubuh. Selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh, protein juga berperan penting dalam menghasilkan energi.


Semoga kita dapat meningkatkan iman dan imun kita di bulan Ramadan!


Related Posts